Monday, 26 September 2016

Menperin Dorong Mandatory Aspal Campur Karet 5 Persen

Menperin Dorong Mandatory Aspal Campur Karet 5 Persen
Kementerian Perindustrian mencanangkan program mandatory pencampuran karet sebesar 5 persen dalam bahan baku aspal pembuat jalan. Kebijakan ini tengah didorong untuk meningkatkan permintaan dan harga karet yang trennya menurun.

Rencana kebijakan ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika menerima kunjungan CNNIndonesia.com di ruang kerjanya, Kamis (25/8).

"Kemenperin sudah membuat prototipe untuk menggunakan karet sebagai bahan campuran pembuatan jalan, aspal, sebesar 5 persen," ungkap Airlangga.


Airlangga mengatakan, industri karet nasional saat ini tengah didera oleh permasalahan harga yang terus anjlok. Untuk menyerap karet produksi lokal yang melimpah dan meningkatkan harga jual komoditas perkebunan tersebut, Kemenperin mempertimbangkan kebijakan mandatory pencampuran karet ke aspal pembuat jalan.

"Kami sudah bicara dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar bisa diadopsi standar ini. Tentu ini masih dalam tahap pembicaraan," jelasnya.

Menurutnya, penggunaan karet sebagai bahan campuran aspal akan memperpanjang daya tahan aspal. Dengan demikian, umur dari jalan raya yang direkatkan dengan aspal campuran karet tersebut akan semakin panjang.

"Untuk campurannya 5 persen di tahun pertama," tuturnya.

Politisi Partai Golkar itu optimistis kebijakan mandatory tersebut akan membuat petani kembali semangat menanam pohon karet. Kebijakan ini diharapkan menjadikan karet sebagai komoditas yang menguntungkan untuk dibudidaya dan diolah, seperti halnya sawit.

"Yang paling mengutungkan selama ini kan hanya satu jenis perkebunan, yaitu kelapa sawit. Sampai seluruh kebun kita yang dibikin adalah sawit. Makanya kita harus mengangkat komoditi lain agar memberikan return yang tinggi juga agar masyarakat karet, misalnya, bisa jadi andalan," ucap Menperin.

Dia menambahkan, Indonesia merupakan salah satu produsen karet  terbesar di dunia. Komoditas perkebunan tersebut sangat potensial untuk dikembangkan karena dibutuhkan sebagai bahan baku untuk sejumlah industri turunannya, seperti ban dan yang lainnya.

"Arahnya akan seperti mandatory (BBN)," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah tengah mengkaji sejumlah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan industri hilir komoditas karet.

Kebijakan hilirisasi industri karet ini dalam rangka menyelamatkan nasib petani karet yang semakin tidak menentu akibat harga komoditas yang tak stabil di pasar dunia.  

Menurut Darmin, sektor hilir industri karet kian beragam seiring dengan semakin banyak pabrikan yang menggunakan karet sebagai campuran, misalnya untuk membangun jalan, bantalan kereta, hingga alat-alat pelabuhan.

Apabila hilirisasi karet mampu digenjot, menurut Darmin, akan mengurangi penjualan karet mentah secara masif. Pasalnya, saat ini menjual karet mentah tidak menguntungkan karena harganya anjlok ke kisaran US$1,3 per kilo gram (kg). Padahal tahun lalu, kisaran harga karet bisa mencapai sekitar US$3 per kg.


Sumber http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160902113538-92-155630/menperin-dorong-mandatory-aspal-campur-karet-5-persen/
Share:

0 comments :

Blog Artikel