Tuesday 13 September 2016

Cara Ternak Kelinci Lengkap



A. PENDAHULUAN 
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir semua iklim seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi. Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda. Di Eropa disebut rabbit. Di Indonesia hewani ini disebut kelinci. Sedangkan di Jawa disebut trewelu dan sebagainya.
B. SENTRA PERIKANAN  Di Indonesia masih terbatas daerah tertentu dan belum menjadi sentra produksi. Dengan kata lain pemeliharaan masih tradisional.
C. JENIS  Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :  Ordo : Lagomorpha  Famili : Leporidae  Sub famili : Leporine  Genus : Lepus, Orictolagus  Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp. 
 Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.
D. MANFAAT  Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.
E. PERSYARATAN LOKASI  Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, baubauan, suara bising dan terlindung dari predator.
panduan cara budidaya ternak kelinci pedaging poc nasa viterna hormonik natural nusantara distributor resmi nasa inti grow
F. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA  Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan. 
1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan  Fungsi kandang sebagai tempat berkembang biak dengan suhu ideal 21 derajat C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. 
 Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. 
Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup  untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm. 
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi: 
  • Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda. 
  • Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran. 
  • Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid). 
2. Pembibitan Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang  tahan pecah dan mudah dibersihkan. 
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara. 
a) Pemilihan bibit dan calon induk  Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak. 
b) Perawatan Bibit dan calon induk Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar. 
c) Sistem Pemuliabiakan. Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu: 
  • In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging. 
  • Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul. 
  • Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit. 
d) Reproduksi dan Perkawinan. Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan. 
e) Proses Kelahiran  Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor. 
3. Pemeliharaan  a) Sanitasi dan Tindakan Preventif  Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit. 
b) Pengontrolan Penyakit  Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit. 
c) Perawatan Ternak  Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya. 
d) Pemberian Pakan  Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. 
Untuk memenuhi kebutuhan pakan pada ternak kelinci perlu diberikan pakan tambahan berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Agar pertumbuhan ternak kelinci mencapai bobot sesuai target waktu maka perlu diberikan tambahan nutrisi berupa VITERNA, POC NASA, HORMONIK pada pakan konsentrat. Pemberian nutrisi tambahan tersebut selain melalui pakan konsentrat juga diberikan melalui air minum.
Cara aplikasinya adalah : 
  • Campurkan terlebih dahulu 1 botol VITERNA + 1 botol POC NASA + 1 botol HORMONIK ke dalam satu wadah khusus dan kocok hingga tercampur sempurna.
  • Ambil larutan yang sudah tercampur tadi dengan ukuran 5 cc (setengah tutup) untuk 10 liter air minum. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya. 
  • Ambil 5 cc (setengan tutup) kemudian dicampurkan dengan sedikit air untuk pembasah pada pakan konsentrat. Pemberian pakan konsentrat ini cukup diberikan sehari sekali saja pada pagi hari. Selebihnya gunakan pakan hijauan.
e) Pemeliharaan Kandang  Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol. 
panduan cara teknis budidaya ternak kelinci pedaging poc nasa viterna hormonik natural nusantara distributor resmi nasa inti grow
G. HAMA DAN PENYAKIT 
  1. Bisul. Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit. Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium. 
  2. Kudis. Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh. Pengendalian: dengan antibiotik salep. 
  3. Eksim. Penyebab: kotoran yang menempel di kulit. Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl. 
  4. Penyakit telinga. Penyebab: kutu. Pengendalian: meneteskan minyak nabati. 
  5. Penyakit kulit kepala. Penyebab: jamur. Gejala: timbul semacam sisik pada kepala. Pengendalian: dengan bubuk belerang. 
  6. Penyakit mata. Penyebab: bakteri dan debu. Gejala: mata basah dan berair terus. Pengendalian: dengan salep mata. 
  7. Mastitis. Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar. Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang. Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak. 
  8. Pilek. Penyebab: virus. Gejala: hidung berair terus. Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung. 
  9. Radang paru-paru. Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan. Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox. 
  10. Berak darah. Penyebab: protozoa Eimeira. Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah. Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air. 
  11. Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing. 
Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit. 

Membuat Pakan Kelinci

download (4)
Pencetakan Pelet (photo:FB Agus Tia)
Pada saat ini, pelet kelinci merupakan makanan alternatif bagi pemelihara yang mungkin malas atau enggan untuk mencari rumput dan hijauan yang terkadang sulit di dapatkan. Apalagi bagi pemelihara kelinci hias yang mungkin punya kesibukan lain selain mengurusi kelinci.
Mulanya Pelet kelinci merupakan konsentrat kandungan gizi yang di butuhkan oleh kelinci dalam bentuk yang lebih sederhana. Sehingga pelet ini mudah disimpan dan tahan lama. Namun, banyak orang yang mengeluhkan tingkat harga pelet kelinci yang relatif mahal.
Sesuai dengan konsep yang diusung oleh Komunitas hobby kelinci ( Rabbit Hobbies Community Palembang), akan mencoba mensolusikan dengan cara membuat sendiri pelet kelinci berbiaya murah. Minimal anggota komunitas ini memiliki pengetahuan tentang cara membuat pelet, yang mungkin bisa menjadi bekal jika dikemudian hari ingin terjun ke bisnis pelet.
IMG_5644895965579          IMG_3792265045362          2013-11-30 16.10.42-1

Membuat Sendiri Pelet Kelinci berkualitas.
Dari beberapa sumber pembuatan pelet, dituliskan artikel bagaimana membuat pelet kelinci bersekala kecil untuk di konsumsi kelinci peliharaan di rumah. .
Bahan-bahan:
  1. Ampas Tahu
  2. Bekatul (dedak Halus), Bungkil kedelai
  3. Tepung Jagung (jugung giling yang sudah berupa tepung)
  4. Mineral (Tepung tulang) dan garam yodium
  5. Arang aktif (bisa juga gunakan norit)
  6. Rumpu-rumputan
  7.   Air
Peralatan yang dibutuhkan
  1. Bak plastik (untuk mencampur adonan pelet)
  2. Alat pengaduk
  3. Penggiling ikan/daging
  4. Plastik untuk menjemur pelet yg sudah dicetak
  5. Oven (jika ada, kalau cuaca panas gunakan sinar matahari untuk menjemur)
Cara Pembuatan:
  1. Campur adonan pelet berupa ampas tahu yang masih hangat sebesar 35% dengan tepung jagung 10% . Bungkil kedelai 19%, Bekatul atau dedak halus 30% Tepung mineral (tepung tulang) + garam  yodium 5% Arang  aktif  1%. Untuk komposisi yang Anda inginkan jika ingin disesuaikan dengan kebutuhan kelinci dapat dilihat formula pembuatan ransum kelinci yang bisa lihat di bagian bawah postingan ini.
  2. Adonan di campur rata dengan ditambahkan air hingga menyatu sepenuhnya menjadi adonan pada bak pelastik. Adonan dibuat jangan terlalu lembek
  3. Setelah yakin merata, masukkan dalam penggilingan daging untuk dicetak. Perhatikan jika adonan terlalu kering maka hasil cetakan pelet akan banyak yang pecah untuk itu kadar air dalam adonan akan menentukan hasil cetakan. Anda bisa mengulang penggilingan adonan 2 atau 3 kali jika bentuk pelet yang keluar belum normal sambil membentuk feeling anda untuk mendapatkan adonan yang pas pada pembuatan pelet tahap berikutnya.
  4. Hasil penggilingan berupa pelet yang masih memiliki kadar air tinggi ini perlu dikeringkan, jika aa panas matahari maka manfaatkan panas matahari dengan menjemur hasil gilingan tadi. Tapi jika anda mempunyai oven pengering dapat langsung dimasukkan dan dikeringkan.
  5. Kemas pelet yang sudah benar-benar kering kedalam wadah plastik tertutup rapat dan simpan ditempat kering (tidak lembab) untuk menjaga kualitas pelet dalam jangka panjang.
  6. Cara menghitung komposisi pelet.
download (1)

download

download (2)
download (3)

H. PANEN  1. Hasil Utama  Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu 
2. Hasil Tambahan  Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk

Sumber http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-peternakan/panduan-cara-budidaya-kelinci/
Share:

0 comments :

Blog Artikel