Mungkin ada di antara kita yang merasa kesulitan untuk mempunyai sebuah catu daya teregulasi (regulated power-supply) bertegangan 12V DC stabil dengan arus yang relatif besar yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk menghidupkan sebuah audio mobil (car-audio), kipas angin DC, amplifier audio BTL rakitan, ataupun unit pemancar frekwensi tinggi, dan lain-lainnya.
Membuat sebuah regulator DC 12V dengan arus yang memadai dan kwalitas tegangan stabil yang prima seringkali terasa cukup rumit dan juga banyak memerlukan biaya, terutama untuk membeli trafo yang besar dan transistor power yang bagus pada bagian regulator tegangannya. Sementara itu di gudang rumah kita mungkin masih tersimpan power-supply bekas komputer 486 atau Pentium 1 yang masih berfungsi namun tidak digunakan...
Mengapa tidak digunakan saja power-supply itu?
Mengapa harus power-supply komputer?
Ada apa sebenarnya dengan power-supply komputer?
Keistimewaan tegangan output power supply komputer
Sesungguhnya power-supply komputer (yang lama ataupun yang baru) mempunyai keistimewaan-keistimewaan pada tegangan output-nya. Beberapa keistimewaan itu di antaranya adalah :
- “Ripple” yang sangat rendah. Power-supply komputer beroperasi pada switching-mode yang menerapkan frekwensi AC jauh lebih tinggi daripada power supply konvensional yang menggunakan trafo berinti besi dengan frekwensi AC hanya 50-60Hz. Hasil penyearahan dioda lebih sempurna diratakan oleh kondensator perata meskipun kapasitasnya tidak terlalu besar. Karena itu ia mempunyai tegangan “ripple” yang sangat rendah. Tegangan “ripple” yang sangat rendah menghasilkan derau (hum) yang juga sangat rendah pula, bahkan secara praktis bisa dikatakan : bebas derau!
- Kestabilan yang tinggi. Tegangan DC yang dikeluarkan oleh power-supply komputer adalah khusus diperuntukkan untuk rangkaian-rangkaian digital yang memerlukan tegangan stabil yang baik. Asalnya ia dibuat untuk memberikan tegangan supply kepada rangkaian-rangkaian IC TTL, dan IC digital yang mempunyai persyaratan kestabilan tegangan yang cukup ketat. Karena itu wajar saja jika tegangan outputnya sangat stabil.
- Arus yang besar. Untuk tegangan 5V arus yang dikeluarkan sangat besar, bisa mencapai 15A atau bahkan lebih. Untuk tegangan 12V arus yang dikeluarkan antara 5A hingga 10A, tergantung spesifikasi kemampuan daya power-supply tersebut. Arus sebesar ini sebenarnya sudah cukup memadai bagi kebanyakan perangkat elektronik yang menggunakan tegangan supply 12V DC. Inilah yang paling penting untuk dimanfaatkan.
- RF filter yang bagus. Power-supply komputer juga dibuat khusus untuk penggunaan processor dengan frekwensi kerja yang sangat tinggi hingga ratusan Mhz atau lebih dari itu. Karenanya ia mempunyai sistem RF filter (Radio Frequency filter) yang sangat baik. Hal ini memungkinkan power-supply komputer digunakan untuk keperluan-keperluan frekwensi tinggi seperti radio penerima ataupun pemancar radio dengan kemungkinan terjadinya osilasi liar yang sangat kecil.
Dalam contoh yang telah dipraktekkan power supply yang digunakan di sini adalah power-supply yang bukan ATX yang masih menggunakan tombol power on-off manual. Namun demikian bisa saja digunakan power-supply ATX.
Ada banyak kabel keluaran : kabel merah, kuning, orange, hitam, biru, dan putih.
Semua kabel keluaran itu dilepaskan dari solderannya kecuali (disisakan) dua kabel kuning, dan dua kabel hitam.
Kabel kuning adalah kabel keluaran untuk tegangan 12V dan kabel hitam adalah kabel 0V atau kabel ground. Apabila hendak memanfaatkan tegangan 5V-nya maka disisakan juga dua kabel merah, ini adalah kabel keluaran tegangan 5V.
Menggunakan dua kabel untuk setiap sambungan tegangan adalah dengan maksud untuk menghindari resiko terjadinya tegangan hilang karena resistansi kabel, yaitu ketika arus yang mengalir mencapai maksimal.
Selanjutnya membuat lubang-lubang pada bagian depan box power-supply untuk menempatkan terminal + (positif), terminal - (negatif), dan lubang untuk saklar on-off power (jika perlu).
Setelah itu terminal +, terminal – dan saklar on-off dipasang pada lubangnya masing-masing. Kedua kabel kuning disambungkan ke terminal + dan kedua kabel hitam pada terminal -.
Saklar disambungkan kepada kabel input 220V, lihat gambar berikut :
Pada gambar (A) diperlihatkan pola sambungan-sambungan untuk power supply yang bukan ATX, sedangkan pada gambar (B) untuk power supply ATX.
Untuk yang ATX kabel hijau tidak dicabut, ia digunakan untuk disambungkan ke saklar on-off dengan hubungan ke kabel hitam (ground).
Karena fungsi on-off pada power supply ATX bukanlah untuk memutus atau menyambungkan saluran input power utama, maka saklar/switch yang digunakan bisa saklar/switch yang kecil saja.
Menambahkan fuse pengaman
Adalah penting untuk menambahkan sikring (fuse) pengaman dari hubung singkat pada kabel keluaran. Cara paling mudah adalah dengan menambahkan rumah sikring berkabel pada kabel + eksternal yang akan disambungkan ke terminal + power-supply. Atau bisa juga ditambahkan fuse holder (rumah sikring) secara internal pada sambungan kabel kuning di dalam power-supply. Berilah sikring 5A atau 6A saja. Jika terjadi hubung singkat dan sikring kemudian putus, jangan sekali-kali menyambungkannya langsung dengan tanpa memasang sikring pengganti. Ini berbahaya karena bisa merusak rangkaian power supply.
Masalah induksi tegangan tinggi
Setiap “switching mode power-supply” selalu mempunyai efek induksi tegangan tinggi apabila bagian ground-nya disentuh dengan tangan.
Box atau body logamnya seolah mengandung muatan listrik sehingga tangan yang menyentuhnya terasa dialiri listrik yang sedikit menyengat.
Sebenarnya ini hal yang wajar saja dan tidak seharusnya dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Apabila kita sudah terbiasa dengan hal ini, nanti kita pun hanya akan menganggapnya sebagai “rasa geli sedikit” saja...
0 comments :
Post a Comment