Tulisan ini bersumber dari sebuah buku berjudul Jerome Becomes A Genius sebuah buku yang berisi rahasia-rahasia kecerdasan orang Yahudi. Buku ini merupakan karya Eran Katz, Pemegang Guinness Book of World Record for Memory Stunts.
Saya akan mencoba berbagi inti dari tulisan ini sehingga rekan-rekan
yang tidak memiliki buku ini tetap mendapatkan hikmah dari buku ini.
Pada bagian ini, saya akan coba jabarkan inti sari Buku Jerome Becomes A Genius pada bab 1 dan 2. Selamat membaca.
Memang banyak juga tokoh di luar yahudi
yang cerdas, baik dari agama Islam, Kristen, Budha, maupun Hindu.
Seperti Ibnu Sina, Isaac Newton, Copernicus, Leonardo da Vinci, dan
Mahatma Gandhi. Lalu, mengapa stereotip orang yahudi itu memiliki otak
cerdas begitu melekat? Itu karena populasi Yahudi di dunia begitu kecil, namun memiliki pengaruh besar di dunia.
Salah satu contoh agar tidak terlalu
panjang saya jabarkan. Pada tahun 2000, populasi Yahudi di dunia hanya
berjumlah 13 juta orang atau hanya 0,25% dari enam miliar penduduk dunia. Sebagai ilustrasi saja, dari sekitar 270 tokoh penerima hadiah Nobel yang diberikan sejak 1901, 102 orang adalah tokoh Yahudi.
Atau kita bisa melihat contohnya dari
para tokoh Yahudi seperti Albert Einstein (Penemu atom), Mark Zuckerberg
(Penemu Facebook), Sergrey Brin dan Larry Page (Pencipta mesin pencari
google), Steven Spielberg (Sutradara Kondang), George Soros (Pakar
Keuangan). Itu belum seberapa, malah beberapa tokoh Yahudi namanya sudah
menjadi merek terkenal di dunia dan digandrungi banyak orang. Mulai
dari bisnis parfum sampai otomotif, antara lain Estee-Lauder (parfum),
Ralph Lauren (pakaian), Levi Strauss (celana jeans), dan Adam Citroen
(merek mobil).
Apa pun itu, fakta kecil ini cukup
mengejutkan. Bukan untuk memuji, apalagi mengagungkan, namun kenyataan
ini menarik untuk diungkap. Bagaimana orang Yahudi bisa dikonotasikan
sebagai bangsa yang cerdas. Kalau begitu, kenapa tidak jika kita juga
belajar rahasia bangsa Yahudi yang membuatnya cerdas.
Mengapa bangsa Yahudi dapat cerdas? Hal
ini dikarenakan bangsa ini memiliki metode serta teknik-teknik untuk
mengembangkan kecerdasan, serta sebuah rahasia budaya yang telah mereka
simpan selama ribuan tahun.
Paling pertama dan utama, bangsa Yahudi
adalah etnis yang mampu bertahan hidup. Betapa banyak ketidakadilan yang
telah mereka alami sepanjang sejarah? Berapa banyak pembunuhan
berencana yang mereka derita? Berapa kali meraka terusir dari suatu
negara dan dipaksa berkelana untuk mencari sebuah kampung halaman, hanya
untuk kembali terusir ketika mereka telah stabil? Babilionia, Sepanyol,
Nazi, Eropa. Mereka mampu bertahan dari Inkuisi dan Holocaust, dan
meskipun mengalami semua ini, etnis Yahudi terbukti maju dengan
pesatnya. Bagaimana mereka bisa bertahan dan terus gigih? Bangsa-bangsa
yang lebih besar dari Yahudi, dengan budaya-budaya yang sama
mengesankannya, tidak bisa bertahan. Di mana bangsa Mesir kuno yang
membangun piramid? Di mana bangsa Yunani yang menemukan Demokrasi? Di
mana orang Roma yang maju secara teknologi? Kesemangatan mereka kini
sudah memudar !
Kemampuan bangsa Yahudi bertahan, tanpa
bantuan angkatan bersenjata yang sangat kuat, atau kekuatan fisik yang
hebat dapat mempertahankan tradisi mereka. Di bawah kondisi-kondisi yang
sangat sulit tersebut pada akhirnya mereka telah belajar bagaimana menggunakan otak dalam keadaan-keadaan yang secara konstan berubah.
Jadi sebenarnya dari segi kecerdasan, orang Yahudi tidak lebih cerdas
dari yang lainnya. Hanya saja orang Yahudi mampu menggunakan kecerdasan
mereka dengan cara yang berbeda.
Lalu bagaimana cara bangsa Yahudi menggunakan kecerdasan secara berbeda? Akan bersambung pada tulisan selanjutnya.