Wednesday, 7 October 2015

Bangsa yunani kecerdasan 320 derajat

Tulisan ini bersumber dari sebuah buku berjudul Jerome Becomes A Genius sebuah buku yang berisi rahasia-rahasia kecerdasan orang Yahudi. Buku ini merupakan karya Eran Katz, Pemegang Guinness Book of World Record for Memory Stunts. Saya akan mencoba berbagi inti dari tulisan ini sehingga rekan-rekan yang tidak memiliki buku ini tetap mendapatkan hikmah dari buku ini. Pada bagian ini, saya akan coba jabarkan inti sari Buku Jerome Becomes A Genius pada bab 1 dan 2. Selamat membaca.
Siapakah yang mula-mula mengatakan bahwa orang Yahudi sangat pintar? Apakah itu sekedar stigma, atau ada sesuatu dalam pernyataan itu? Bagaimana mitos itu bisa berkembang dan apakah itu valid secara akademis? Padahal setiap bangsa memiliki orang yang kuat atau lemah, baik atau buruk, cerdas atau bodoh. Tentu saja selalu ada orang – orang Keristen, Muslim, dan Hindu yang lebih cerdas atau sukses dibandingkan banyak orang Yahudi.
Memang banyak juga tokoh di luar yahudi yang cerdas, baik dari agama Islam, Kristen, Budha, maupun Hindu. Seperti Ibnu Sina, Isaac Newton, Copernicus, Leonardo da Vinci, dan Mahatma Gandhi. Lalu, mengapa stereotip orang yahudi itu memiliki otak cerdas begitu melekat? Itu karena populasi Yahudi di dunia begitu kecil, namun memiliki pengaruh besar di dunia.
Salah satu contoh agar tidak terlalu panjang saya jabarkan. Pada tahun 2000, populasi Yahudi di dunia hanya berjumlah 13 juta orang atau hanya 0,25% dari enam miliar penduduk dunia. Sebagai ilustrasi saja, dari sekitar 270 tokoh penerima hadiah Nobel yang diberikan sejak 1901, 102 orang adalah tokoh Yahudi.
Atau kita bisa melihat contohnya dari para tokoh Yahudi seperti Albert Einstein (Penemu atom), Mark Zuckerberg (Penemu Facebook), Sergrey Brin dan Larry Page (Pencipta mesin pencari google), Steven Spielberg (Sutradara Kondang), George Soros (Pakar Keuangan). Itu belum seberapa, malah beberapa tokoh Yahudi namanya sudah menjadi merek terkenal di dunia dan digandrungi banyak orang. Mulai dari bisnis parfum sampai otomotif, antara lain Estee-Lauder (parfum), Ralph Lauren (pakaian), Levi Strauss (celana jeans), dan Adam Citroen (merek mobil).
Apa pun itu, fakta kecil ini cukup mengejutkan. Bukan untuk memuji, apalagi mengagungkan, namun kenyataan ini menarik untuk diungkap. Bagaimana orang Yahudi bisa dikonotasikan sebagai bangsa yang cerdas. Kalau begitu, kenapa tidak jika kita juga belajar rahasia bangsa Yahudi yang membuatnya cerdas.
Mengapa bangsa Yahudi dapat cerdas? Hal ini dikarenakan bangsa ini memiliki metode serta teknik-teknik untuk mengembangkan kecerdasan, serta sebuah rahasia budaya yang telah mereka simpan selama ribuan tahun.
Paling pertama dan utama, bangsa Yahudi adalah etnis yang mampu bertahan hidup. Betapa banyak ketidakadilan yang telah mereka alami sepanjang sejarah? Berapa banyak pembunuhan berencana yang mereka derita? Berapa kali meraka terusir dari suatu negara dan dipaksa berkelana untuk mencari sebuah kampung halaman, hanya untuk kembali terusir ketika mereka telah stabil? Babilionia, Sepanyol, Nazi, Eropa. Mereka mampu bertahan dari Inkuisi dan Holocaust, dan meskipun mengalami semua ini, etnis Yahudi terbukti maju dengan pesatnya. Bagaimana mereka bisa bertahan dan terus gigih? Bangsa-bangsa yang lebih besar dari Yahudi, dengan budaya-budaya yang sama mengesankannya, tidak bisa bertahan. Di mana bangsa Mesir kuno yang membangun piramid? Di mana bangsa Yunani yang menemukan Demokrasi? Di mana orang Roma yang maju secara teknologi? Kesemangatan mereka kini sudah memudar !
Kemampuan bangsa Yahudi bertahan, tanpa bantuan angkatan bersenjata yang sangat kuat, atau kekuatan fisik yang hebat dapat mempertahankan tradisi mereka. Di bawah kondisi-kondisi yang sangat sulit tersebut pada akhirnya mereka telah belajar bagaimana menggunakan otak dalam keadaan-keadaan yang secara konstan berubah. Jadi sebenarnya dari segi kecerdasan, orang Yahudi tidak lebih cerdas dari yang lainnya. Hanya saja orang Yahudi mampu menggunakan kecerdasan mereka dengan cara yang berbeda.
Lalu bagaimana cara bangsa Yahudi menggunakan kecerdasan secara berbeda? Akan bersambung pada tulisan selanjutnya.

Share: