Tuesday 20 September 2016

'Warkop DKI Reborn' Sudah Untung Sampai 200 Persen

'Warkop DKI Reborn' Sudah Untung Sampai 200 Persen
Kehadiran lawakan khas Warkop DKI yang pernah populer di tahun 1990-an benar-benar dirindukan penikmatnya. Belum genap satu pekan, penonton 'wajah baru' Warkop DKI dalam film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! mencapai 2,8 juta orang.

Selain sebagai obat rindu, film itu juga menambah panjang jejak kebangkitan perfilman dalam negeri. Sebelumnya, tujuh film sudah mengantongi lebih dari satu juta penonton pada paruh semester pertama tahun ini. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! kini melesat ke peringkat ke-tiga box office Indonesia.

Di samping pencapaian fantatisnya dalam kurun waktu kurang dari satu minggu, film yang dibintangi Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian dan Tora Sudiro itu juga meraih keuntungan bombastis.

Menurut Frederica, produser Warkop DKI: Jangkrik Boss! Falcon Pictures selaku rumah produksi berinvestasi sekitar Rp25 miliar untuk produksi dan promosi film itu. "Sekarang juga masih promosi baik off air maupun on air," Frederica mengatakan.
Itu juga diakui Anggy Umbara selaku sutradara. "Kalau biaya pasti produser yang tahu, tapi setahu saya untuk produksi di atas Rp10 miliar, promosi pun di atas Rp10 miliar," kata Anggy saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Rabu (14/9).

Dari modal itu, lanjut sutradara yang sebelumnya mendatangkan jutaan penonton lewat Comic 8 pertama dan ke-dua, pihaknya sudah meraup keuntungan bahkan dari enam hari pertama.

"Sudah [balik modal]. Dari satu juta penonton saja bisa dapat Rp15 miliar, [sekarang] sudah sekitar Rp40 miliar lah didapat produser. Kalau dihitung dengan promosi sekitar hampir 200 persen mungkin ya [total keuntungan]," ia menjabarkan.

Pihak-pihak yang ikut andil dalam produksi film, lanjutnya, biasanya turut mendapat bagian dari keuntungan yang didapat rumah produksi. Produser, sutradara, pemain, dan kru seharusnya mendapat bonus atas keuntungan film mereka.

"Kalau enggak ada bonus kebangetan," tambah sutradara berusia 35 tahun itu sambil tertawa.

Anggy berkeinginan menggunakan bonusnya untuk mengerjakan proyek-proyek film personal. Ia mengaku ingin membuat film independen atau film pendek. "Tapi itu bisa menunggu, sekarang fokusnya bikin film untuk industri dulu," katanya.

Biaya promosi lebih besar dari produksi

Salah satu sebab lakunya Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss!--selain menyandang nama Warkop DKI yang legendaris--juga perkara promosi yang gencar. Mereka terpajang di gerbong kereta api, baliho-baliho, muncul di televisi, hingga 'menutup' kaca gedung veteran Jakarta.
Bagi Anggy, promosi penting--bahkan dalam kasus Warkop DKI memakan biaya lebih besar dari produksi--karena itu adalah langkah pertama yang dilakukan untuk menarik masyarakat ke bioskop.

"Biayanya hampir dua kali lipat dari produksi, dan memang promosi segitu pentingnya untuk film itu bisa sampai ke masyarakat. Promosi itu yang menarik orang untuk datang ke bioskop, soal puas atau tidak itu film yang bicara," tuturnya.

Iklan akan membuat penonton melangkah ke bioskop. Tapi setelah duduk dan menonton, film itu sendiri yang menentukan apakah penontonnya akan bertambah pada keesokan harinya.

"Mereka akan bilang ke temannya, sosial media, hingga penonton kembali lagi. Makanya di hari kedua film itu menjadi penentu," ujar Anggy. Nyatanya, setelah mendapat 270 ribu penonton di hari pertama, angka bertambah 400 ribu penonton lagi pada hari ke-dua.

Hingga kini, hari ke-enam sejak pertama diputar pada 8 September lalu, angkanya berkembang sampai 2,8 juta. Jika dikalikan harga tiket bioskop di Indonesia yang dipukul rata Rp35 ribu saja, uang yang dikantongi sudah mencapai Rp98 miliar.

Jelas itu sudah menutup biaya promosi bahkan produksi Warkop DKI yang mencapai Rp25 miliar.

Sumber http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160914140814-220-158213/warkop-dki-reborn-sudah-untung-sampai-200-persen/
Share:

0 comments :

Blog Artikel